Pengujian Penyelidikan Tanah Standard Penetration Test (SPT) Dalam Pembangunan Gedung - Laboratorium Tanah Surabaya WA 087780131509
Pengujian Penyelidikan Tanah Dalam Pembangunan Gedung
Tujuan mendasar dari sebuah penyelidikan lapangan adalah mendapatkan data untuk keperluan desain dan pelaksanaan konstruksi dari sebuah proyek. Penyelidikan lapangan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi pelapisan dan parameter tanah. Oleh karena itu, penentuan jenis dan penempatan titik-titik pengujian lapangan menjadi sangat penting. Penyelidikan lapangan yang umum dilakukan adalah berupa sondir mekanik dan pemboran teknik untuk pengambilan coring, Undisturb Sample (UDS) dan pelaksanaan Standard Penetration Test (SPT). Pengamatan muka air tanah pada setiap lubang bor teknik dilakukan untuk mengetahui kedalaman muka air tanah.
Laporan penyelidikan geoteknik harus sesuai standar. Data yang ada harus cukup lengkap dan dapat digunakan untuk keperluan desain. Profil dan analisis parameter tanah yang disampaikan dalam laporan penyelidikan geoteknik paling tidak harus meliputi :
- Profil tanah untuk perencanaan (design profile) harus mewakili kondisi lapisan tanah, khususnya parameter-parameter tanah untuk perencanaan pondasi;
- Muka air tanah;
- Daya dukung tanah untuk jenis pondasi yang disarankan;
- Parameter tanah untuk analisis penurunan bangunan jangka pendek dan jangka panjang;
- Parameter tanah untuk analisis dinding penahan tanah untuk kondisi baik undrained maupun drained.
Selain itu, klasifikasi jenis tanah dan profil lapisan- lapisan tanah minimal sampai kedalaman 30 m yang dimulai dari permukaan tanah asli.
Uji Penetrasi Standar (SPT)
SPT (standard penetration test) adalah metoda pengujian di lapangan dengan memasukkan (memancangkan) sebuah Split Spoon Sampler (tabung pengambilan contoh tanah yang dapat dibuka dalam arah memanjang) dengan diameter 50 mm dan panjang 500 mm. Split spoon sampler dimasukkan (dipancangkan) ke dalam tanah pada bagian dasar dari sebuah lubang bor. Uji Standard Penetration Test (SPT) dilakukan pada setiap lubang bor teknik dengan interval pengujian setiap 2,0 m. Pada uji SPT, indikasi tanah keras diartikan sebagai lapisan tanah dengan nilai SPT di atas 50 pukulan / 30,0 cm sebanyak 3 (tiga) kali pada 3 (tiga) kedalaman berturut turut. Prinsip pelaksanaan uji penetrasi standar (SPT) yaitu dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir. Pengujian SPT mengacu pada SNI 4153:2008 dan ASTM D1586-67.
Gambar 1. Skema urutan uji penetrasi standar (SPT) (sumber : SNI 4153-2008) |
- Peralatan dibuat oleh pabrik yang berbeda. Namun demikian rotary auger dengan safety hammer merupakan kombinasi yang lebih umum;
- Konfigurasi hammer;
- Panjang batang penghubung (drill rod). Untuk panjang batang lebih dari 10 m dan nilai SPT lebih dari 30, pengaruh panjang batang ini cukup besar. Drill rod yang panjang dan lebih berat akan memperkecil energi yang diterima oleh batang sampel;
- Tegangan vertikal efektif;
- Variasi tinggi jatuh;
- Bila digunakan cat-head, jumlah lilitan dapat mempengaruhi energi;
- Cara pemboran dan metode stabilisasi dinding lubang bor;
- Lubang yang tidak sempurna pembersihannya dapat mengakibatkan runtuhan tanah terperangkap ke dalam split spoon dan dapat menyebabkan NSPT yang lebih besar dari nilai yang sebenarnya;
- Dipakai atau tidaknya liner;
- Ukuran lubang bor.
Alat-Alat
Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai berikut:
a. Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya;
b. Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;
c. Split barrel sampler;
d. Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%;
e. Alat penahan (tripod);
f. Rol meter;
g. Alat penyipat datar;
h. Kerekan;
i. Kunci-kunci pipa;
j. Tali yang cukup kuat untuk menarik palu;
k. Perlengkapan lain
Gambar 2. Contoh Split Barrel Sampler |
Gambar 3. Contoh palu yang biasa digunakan dalam uji SPT (sumber : SNI 4153-2008) |
Bahan penunjang pengujian yang dipergunakan adalah:
a. Bahan bakar (bensin, solar);
b. Bahan pelumas;
c. Balok dan papan;
d. Tali atau selang;
e. Kawat;
f. Kantong plastik;
g. Formulir untuk pengujian;
h. Perlengkapan lain.
Prosedur Uji dan Hasil Uji SPT
Prosedur uji SPT mengacu pada SNI 4153:2008, di antaranya sebagai berikut:
- Mempersiapkan lubang bor hingga kedalaman uji;
- Memasukkan alat split spoon sampler secara tegak;
- Pastikan hammer jatuh dengan free falling (terjun bebas), tanpa ada hambatan sampai menumbuk;
- Menumbuk dengan hammer dan mencatat jumlah tumbukan setiap 15 cm penetrasi. Hammer dijatuhkan secara bebas pada ketinggian 760 mm;
- Nilai tumbukkan dicatat 3 kali (N0, N1, N2) dimana nilai Nspt = N1+N2. Split spoon sampler diangkat ke atas dan kemudian dibuka. Sampel yang diperoleh dengan cara ini merupakan sampel yang sangat terganggu;
- Sampel yang diperoleh dimasukkan ke dalam plastik untuk diuji di laboratorium. Pada plastik tersebut harus diberikan catatan nama proyek, kedalaman dan nilai N.
Laboratorium Tanah Surabaya melayani Jasa Soil Test atau Jasa Soil Investigasi untuk seluruh wilayah Indonesia. Berikut jenis layanan Standard Penetration Test (SPT) sampai dengan kedalaman 30 m yang dapat dikerjakan oleh Laboratorium Tanah Surabaya:
A. SOIL INVESTIGATION (STANDARD PENETRATION TEST)
- Boring per titik @ 30m
- Pengambilan Sampel (UDS) (setiap interval dept 5m)
- SPT (Interval kedalaman 2 M)
- Corebox
B. UJI LABORATORIUM
1. Volume Gravimetri
a. Moisture content tests
b. Specific Gravity Test
c. Density
d. Void Ratio & Porositas Tanah
2. Atterberg Limits
a. Atterberg Liquid Limit
b. Atterberg Plastic Limit
3. Grain Size Analysis
4. Consolidation Test
5. Triaxial Compression Test (UU / CU)
Komentar
Posting Komentar